Curug bertetangga : Curug Cilandak – Curug Citiis Jonggol

Ga banyak curug yang tetanggaan.

Di Jonggol ada curug bertetangga seperti ini, asyikkan… sekali tepuk dapat dua.

Pagi pagi bersemangat siap pergi … tapi nyatanya baru berangkat jam 7 lebih.. goweser kesiangan .. ada aja urusan dadakan.. #AlesanAja

Janjian ketemuan di Metland Cileungsi jam 7.30 pasti bakalan telat lama .. 28 km untuk sampai ke tikum. Kirim text ke om Adi.

Disana om Adi sudah bosen nunggu, sampai gowes puter2 dulu. 8.20 saya baru sampai.

“Mau Kemana kita … ?” dengan tampang keringetan, habis muter2 gowes.
“Curug Cilandak dan Citiis” dengan suara mantap dan tampang bersalah.

“Yang satu pernah .. satu lagi belum”

Kita gowes beriringan melewati Taman Mekarsari dan terus mengarah Jonggol. Minggu pagi ini jalanan sudah cukup rame kendaraan yang bepergian.

Mendekat alun alun Jonggol .. perut terasa lapar, padahal sebelum berangkat sudah nyemil dulu.. tapi ga nendang, stop di minimarket. Tak tahu kenapa sepanjang perjalanan ini dari pergi sampai pulang… laper terus. Waktu pulangpun padahal sudah makan soto daging walaupun rasanya hancur, tapi saya habiskan, kenyang sebentar .. dan laper lagi.. gowesan jadi gontai.

Dari alun alun Jonggol mengarah ke pasar Dayeuh dan berbelok kiri ke jalan kecil, kalau ke kanan mengarah menuju Sukamakmur – Sentul – Cileungsi.

Mengikuti jalanan desa ini dan menyebrangi sungai Cipamingkis. Dulu harus melalui jembatan bambu tapi sekarang sudah dibangun jembatan baja yang kokoh dan keren. Jembatan ini lebarnya pas banget semobil. Jika ada mobil lewat, maka motor tidak bisa berpapasan bahkan pejalan kakipun akan susah berpapasan.

jembatan lama yang berada di sebelah jembatan baja

Setelah melewati jembatan artinya kita berada di lembah dan mulai menanjak curam melalui jalanan beton yang hancur, menyulitkan untuk mengontrol ban depan sepeda supaya tidak terangkat dan ban belakang sepeda tidak slip menggilas batu2 lepas.

Tak lama kemudian kita belok ke jalanan tanah yang melewati kebun penduduk dan sawah.

mendekat ke curug Cilandak

Curug Cilandak
Sekitar 200 meteran sampailah di curug… curug Cilandak.. horeee. Dulunya disini ada landak, sekarang masih ada ga landaknya…

Tidak ada tiket masuk. Sepi… tidak ada orang, serasa curug milik bedua. Suasananya masih asri banget.

Letaknya yang terlindung dilembah membuat adem. Kata om Adi sih bagian tengah curug ini lumayan dalam bisa untuk meloncat dari tebing.

Cukup lama juga kita bersantai sambil ngobrol2 .. pengen berlama lama disini tapi ada satu lagi misi yang harus dibereskan.

Kita lanjut lagi menuju curug tetangganya curug Citiis.

Kembali lagi ke jalanan desa dan melanjutkan dengan menanjak terus ke atas. Jaraknya hanya 1 km-an .. tapi bener2 menguras tenaga dan membuat jantung berdegub keras.

Curug Citiis

tanjakan ke curug Citiis

Dari jalan desa berbelok ke jalan berbatu yg lebih menanjak dan sampailah di desa kecil dan jalannya mentok di ujung jurang, ada rumah penduduk disisinya yg sekaligus buka warung. Sepeda dititipkan disini. Curugnya sudah dekat, hanya turun 20 meteran.

Di sisi curugnya sudah ditata bahkan ada saung untuk mengaso. Tidak ada tiket, tidak ada orang hanya kita berdua.

Curugnya lumayan tinggi mungkin sekitar 7 meteran.
Ada kolam untuk berenang renang atau sekedar berendam.
Aliran sungai curug Cilandak dan Citiis adalah aliran sungai yang berbeda, hanya sungai yang bertetanggaan.

Dinamakan Citiis – air dingin, karena mungkin dulu disini memang dingin. Sekarang tidak lagi, pohon2 rimbun disekitar sini ditebangin. Ternyata berdasarkan ngobrol2 dengan pemilik warung, bahwa kawasan ini sudah dimiliki oleh perkebunan kurma, rencananya target luas lahannya 400 ha dan akan ditanami pohon kurma. Dinamakan Kampung Kurma atau kavling kurma. Mungkin juga curugnya nanti berubah nama jadi curug Kurma.. hehe.

Ditawarkan kavling2 untuk investasi, perkavling 500 m2 kalau ga salah. Kabarnya hasil investasinya lebih dasyhat daripada perkebunan sawit … tertarik … hubungi aja perusahaannya, kalau lewat saya kena fee lagi .. haha.

Setelah rehat ngopi ngeteh .. perut makin keroncongan sudah jam 12, meskipun sudah diganjal roti dan snack.. dasar ndeso kalau belum makan nasi tetap lapar..

Akhirnya kita sepakat beranjak pulang sambil mencari tempat makan.

Kedua curug ini bolehlah untuk dijadikan destinasi alternatif wisata, apalagi belum populer dan masih sepi. Akses jalannya relative mudah juga masih sepi, hanya jalanannya sedikit hancur meskipun tidak parah banget.

Bagi saya pribadi sih.. curug Cilandak lebih menarik karena suasananya lebih adem dan asri, aliran airnya unik, asyik untuk duduk bersantai di batu2an kalinya.

Tapi kedua curug ini punya keunikan masing2 .. jadi kalau sudah kesini .. kunjungi dua2nya.. kan tetanggaan, supaya ga sirik sirikan.

Lokasi Curug Cilandak
Sukaresmi, Sukamakmur, Jonggol, Bogor
Koordinat Googlemaps -6.529302, 107.051705

Lokasi Curug Citiis
Sukaresmi, Sukamakmur, Jonggol, Bogor
Koordinat Googlemaps -6.529891, 107.060084


Minggu 16 Juli 2017

36 komentar di “Curug bertetangga : Curug Cilandak – Curug Citiis Jonggol

    • di Lubuk Linggau memang ada trek downhill yang terkenal suka diadakan lomba, saya belum pernah kesana malah koh Huang sudah … 🙂
      Jembatan lamanya photogenic tapi ngeri untuk dilalui …

  1. Pemilik kavling kurma meninjau aset nih hehe.. Curug Citiis apik ada beda arah kemiringan tebing di curugnya ya. kebayang rimbunnya tumbuhaan kala itu yang menghasilkan cai tiis.

  2. di daerah saya ada juga mas curug tetanggaan sampe 3 malam, iya tetanggaan antar kabupaten sih. hehe..
    wah hebat nih mas jalan-jalan ke curug make sepeda aja, kayaknya seru tuh. Walaupun gak tinggi curugnya keren juga semoga selalu terjaga bersih disana.

  3. Curug itu emang jadi salah satu tempat favorit bagi para goweser ya. Seperti teman” gowes saya misalnya, kalau mau gowes suka nanya “Ada curug nya g? biar bisa ngerendem” hehe

  4. Paling asik tuh gowes ke jembatan gitu..he
    Apalagi sore, bisa lebih menikmati suasana sembari mengabadikan foto..

    Paling asik gowes ke curug, aku sangat suka. Dan saat ini sudah lama banget gak ke curug, baca ini jadi kangen akan suasana air yang terjun dari atas 🙂

    Meskipun curugnya kecil, tapi sangat cocok untuk rehat nan istirahat. Apalagi sembari ngopi..hehe

Tinggalkan Balasan ke bersapedahan Batalkan balasan