Mengejar Bidadari ke Curug Bidadari

curug-bidadari

Curug ini sudah termasuk mainstream.
Termasuk curug yang pertama ngetop di daerah sentul, dibanding curug2 lain yang sekarang bermunculan.
tapi koq… saya belum pernah kesini … kasian banget ga sih.
ngga juga ah… soalnya banyak juga yang belum kesini, masak mereka semua harus dikasihani juga.
saya pikir sudah saatnya saya kesana .. siapa tahu ketemu yang manis2, yang cantik2 … ketemu bidadari.

jam 06.38 mulai mengayuh pedal, melalui jalanan kalimalang yang relatif sepi kendaraan yang lalu lalang. Setelah selepas 40 km-an menganyuh ngayuh pedal .. perut semakin lapar, belum sarapan dari berangkat … celingukan mencari sasaran tembak .. akhirnya ada warung soto ayam yang lagi siap2 buka … hmm menggoda juga, saya bakalan jadi customer pertama… siapa tahu dapat diskon ..
jam 8.30-an sarapan soto di dekat Sentul sirkuit … rasa sotonya biasa aja sih .. berhubung cape .. rasa tak terlalu dipermasalahkan .. ngga lama jalan lagi… oh ya … ngga dapet diskon juga… eh masih ngarep.

mulai masuk jalanan sentul dan mulai menanjak panjang. melewati Taman Budaya Sentul dan berbelok kanan menuju daerah yang terkenal bagi para pegowes penyuka tanjakan .. km nol, kenapa disebut begitu coba…

Tanjakan didaerah sini memang bener2 menguras tenaga dan stamina, peluh mengucur deras seiring napas yang megap megap … gowes merayap … enjoy aja.

slide2

mendekat menuju km Nol Sentul

slide10

km Nol  pada saat pulang siang hari dari curug, hanya ada satu pegowes tersisa .. ehh dua deng .. dengan saya

akhirnya sampai juga di warung km nol para pegowes ngaso, banyak sepeda yg parkir… saya terus aja.. tanggung sudah dekat ke curugnya.. 3,5 km lagi.

Jalanan landai menurun, di satu titik berbelok ke kiri, masuk jalanan cor semen dan lama2 menjadi jalan jelek. Jalanan mulai menurun curam dan sampai di pos tiket harus bayar 30 ribu. hmmm… lumayan juga bayarnya … Tiket curug termahal di daerah Sentul.

Dari mulai belok kiri dari jalan raya desa ada beberapa spot penarikan “pajak”, bisa dikatakan cukup banyak.. dari mulai pemuda kampung, bapak2 … sampai anak2 yang minta sumbangan.. Ada yang diberhentikan harus bayar sampai yang minta tidak terlalu maksa. Di daerah Sentul ini, tidak hanya daerah yang ini, ke daerah curug2 lainnyapun banyak pungli … hadehhh ga beres beres nih pungli … koq di biarkan saja ya … Mobil dan motor pasti di tarik pungli … sepeda kadang juga dimintain … welehh, kalau saya sih saya cuekin … huhhh sambil melengos elegan … #TampangMelengosElegan

Dari pos loket tiket, jalanan semakin curam menurun kebawah… bahkan bisa dikatakan sangat curam, untung jalanannya beton walaupun tidak mulus.
saya sih… kebayang pulangnya… huaaaa … jadi pengen nangis.

Sampai juga di curug Bidadari… jam 10-an, 61 km … wah jauh juga euy .. pantesan cape … di parkiran sudah lumayan banyak mobil dan motor.slide3

slide5sepeda boleh terus melenggang sampai mendekat curug, sisi kanan kiri banyak warung2 … meskipun lapar lagi karena habis nanjak tapi tak tergoda untuk mampir… #KunaonAtuh

Saya hanya memandangi curug dari atas. terlihat curugnya dibalik batu besar yang terbelah.
Lumayan rame .. dikolam banyak anak2 yang berenang atau bermain pelampung.

slide6

slide7

Curug yang memiliki ketinggian sekitar 75 m ini unik juga .. berdasarkan ngobrol2 dengan penduduk lokal yang jualan bakso.. tapi saya ga makan baksonya… dahulu dari tempat saya berdiri tanahnya datar sampai ke tepi curug, bahkan batu besar yang terbelah tertutupi atau terpendam oleh tanah.
Kemudian oleh perusahaan yang mengelola area ini – Sentul Paradise Park – digali untuk dibuat kolam lebih luas sebagai tempat berenang dan ternyata ada batu besar yang terpendam, dan dibelah sebagian untuk memudahkan akses menuju curugnya.
Dahulunya nama curug ini adalah Curug Bojongkoneng tapi setelah di kelola Sentul Paradise park namanya dirubah menjadi Curug Bidadari.

slide8

slide9

Setelah berjalan jalan kesana kemari mengamati curug ini… kondisi fasilitas2 kurang terawat .. bahkan wahana flyng fox sudah rusak, pondok pondok yang ada di tebing di sisi curug sepertinya kurang diminati pengunjung … sayang ya.. dilihat dari areanya yang luas, sepertinya rencana awalnya akan membuat beberapa fasilitas rekreasi yang terintegrasi tapi belum jadi diteruskan.

Tempat ini cocok untuk keluarga yang bawa anak2 .. pasti senang berenang renang atau main pelampung di kolam air alami. Tapi untuk orang dewasa yang ingin berenang di curug, lebih baik ke curug2 lainnya yang ada di Sentul dan umumnya suasana curugnya lebih asri daripada Curug Bidadari ini. Tapi kelebihan curug Bidadari adalah dekat dengan lokasi parkir kendaraan, bahkan kalau lagi sepi kendaraan boleh parkir di depan kolamnya.

Padahal kalau kawasan ini ditata dengan benar, banyak sekali potensi alam yang menarik yang bisa diolah dan dimanfaatkan sehingga bisa menjadi tempat wisata unggulan berthemakan outdoor dan adventure yang akan mengundang banyak orang datang kesini. Apalagi tempatnya tidak jauh dari Jakarta dan aksesnya relatif mudah.

Hari semakin siang … dan perut juga semakin lapar, apalagi terbayang jalan pulangnya yang harus menanjak tajam, ya sudah pasrah saja. harus saya jalani .. target makan siang di daerah sentul sirkuit.

Saya beranjak pulang, sebenarnya ada jalan untuk menghindari tanjakan curam ini dengan melalui pesawahan dan kampung penduduk, tapi dimusim hujan seperti sekarang ini tanahnya kemungkinan becek berlumpur … daripada ribet … saya pilih tanjakan aja .. hehe nasib.
Memang tanjakan pulang ini benar2 curam … sepeda sampai terangkat angkat .. selepas tanjakan ini, jalanan menurun sampai ke Sentul Bellanova dan dilanjutkan jalanan relatif datar sampai ke daerah Kalimalang dan tiba di rumah sesuai estimasi jam 15.08.

Tapi perjalanan ini meninggalkan sesuatu yang mengganjal di hati ini … koq tidak ketemu bidadari ya disana … minimal bidadari kampung-lah …

Lokasi Curug Bidadari
Desa Bojongkoneng, Kecamatan Babakan Madang, Sentul Paradise Park, Kabupaten Bogor.
Koordinat Googlemaps -6.614135, 106.908717

Minggu 22 Januari 2017

52 komentar di “Mengejar Bidadari ke Curug Bidadari

  1. Saya juga belum pernah ke curug ini Mas, padahal dibandingkan curug lain di Bogor mungkin ini yang paling mudah akses dan parkirnya ya, hehe. Cuma agak sayang kalau punglinya banyak, padahal sudah dikelola perusahaan dan tiket masuknya pun lumayan mahal juga. Lama-lama kan pengunjung merasa kalau uang yang dikeluarkan tidak sepadan dengan pemandangannya. Namun saya setuju, tempat ini memang cocok untuk dijadikan wisata keluarga, apalagi yang membawa anak kecil.

  2. Aku juga belum pernah kesini mas.

    Kolam renang itu satu kawasan dengan air terjun nya kan yach. Koq berasa berada didua dunia yang berbeda. Karena dibenak ku itu kolam renang identik ama pantai jadi kesan infinity pool nya berasa. Kenapa gue protesnya ke mas yach wkwkwkwk…

    • Iya mungkin penyewaan pondoknya kemahalan .. atau kurang fasilitas lainnya yang membuat wisatawan malas untuk menyewa …
      Bojongkoneng nama asli daerah sana … perubahan nama mungkin sudah mengikuti prosedur seperti perubahan nama orang … 😀 .. boleh ga sih nama2 daerah/tempat dirubah ..#Garuk2Kepala

  3. Ntar ntar. Itu kok kendaraan bisa diparkir dekat kolam gimana ceritanya Kang? Memang ada jalan? Kalau sepeda sih mungkn bisa dituntun, tapi klo kendaraan bermotor?

    BTW, banyak orang yang nyasar ke artikelku tentang Curug Bidadari karena aku mencantumkan kata kunci “bidadari mandi” lho, wekekeke. 😀

    • Bukan tepat banget di depan kolam renang, agak ke atas sedikit karena tanahnya nge-trap, bisa parkir kendaraan sih .. cukup luas, bisa banyak mobil. Mungkin dulu waktu mas Wijna kesana belum dibuat seperti ini.

      cari bidadari aja orang sudah ngebet … apalagi bidadari mandi … wkwkwkw … berduyun duyun

  4. Hatur nuhun Kang diajak gowes ‘ke rumah bidadari’ lansekap utuhnya cakep dengan jembatan dan batu belahnya. Hiks kembali urusan manajemen untuk optimalkan daya pikat curug bidadari ya. Salam

  5. Pemandangannya keren juga. Jadi ngiler kapan-kapan pengen berkunjung juga kesana.
    Sayang banyak pungli nya ya. Mestinya ditertibkan, biar nyaman pelancong yang singgah disana…
    Oh iya, di telinga saya koq lebih elegan kalo curug ini tetap dg nama aslinya…

    Salam,

  6. wow dari kalimalang? luar biasaa.. kami pun yg rumahnya lbh dekat (pemda cibinong) blm pernah kemari, hehe..

    sepedahan kami cuma sampe hambalang trs pulang 😀

Tinggalkan Balasan ke jayanti95 Batalkan balasan